Loading

LAPORAN PRAKTIKUM TANAMAN PANGAN, "Respon Pertumbuhan dan Produksi Varietas Kacang Kedelai Terhadap Perlakuan Pemupukan"

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Adanya pengaruh pemupukan pada tanaman kacang kedelai menyebabakan pertumbuhan dan hasil tanaman menjadi meningkat. Meningkatnya hasil ini disebabakan oleh unsur hara yang cukup tersedia. Jika tanaman pokok tidak tidak diberi tindakan pemupukan yang tepat maka hasil produksi tanaman kedelai akan menurun dan akan sangat merugikan pembudidaya. Pupuk yang diberikan dapat berupa pupuk organik atau pupuk anorganik, tetapi hasil yang lebih cepat tampak adalah ppenggunaan pupuk anorganik (Adisarwanto dan Widianto, 1999).
Tanaman kedelai merupakan jenis tanaman leguminosa yakni jenis tanaman kacang-kacangan, tanaman ini dapat melakukan fiksasi nitrogen dan fiksasi nitrogen ini oleh tanaman akan dimanfaatkannya sebagai penunjang pertumbuhan vegetatifnya. Pada perkembangan generatifnya tanaman kacang kedelai ini akan membutuhkan unsur yang lebih banyak lagi dan kedelai dapat membantu menyehatkan tanah dengan menyuplai sumber nitrogen yang cukup dan akan sangat berguna bagi tanaman yang akan berada pada lahan untuk ditanam berikutnya (Adisarwanto, 2005).
Kebutuhan kedelai di Indonesia setiap tahun selalu meningkat seiring dengan pertambahan penduduk dan perbaikan pendapatan perkapita. Oleh karena itu, diperlukan suplai kedelai tambahan yang harus diimpor karena produksi dalam negeri belum dapat mencukupi kebutuhan tersebut. Lahan budidaya kedelai pun diperluas dan produktivitasnya ditingkatkan. Untuk pencapaian usaha tersebut, diperlukan pengenalan mengenai tanaman kedelai yang lebih mendalam (Sumarno dan Harnoto, 1983).
Kedelai merupakan tanaman asli Daratan Cina dan telah dibudidayakan oleh manusia sejak 2500 SM. Sejalan dengan makin berkembangnya perdagangan antarnegara yang terjadi pada awal abad ke-19, menyebabkan tanaman kedalai juga ikut tersebar ke berbagai negara tujuan perdagangan tersebut, yaitu Jepang, Korea, Indonesia, India, Australia, dan Amerika. Kedelai mulai dikenal di Indonesia sejak abad ke-16. Awal mula penyebaran dan pembudidayaan kedelai yaitu di Pulau Jawa, kemudian berkembang ke Bali, Nusa Tenggara, dan pulaupulau lainnya. Pada awalnya, kedelai dikenal dengan beberapa nama botani, yaitu Glycine soja dan Soja max. Namun pada tahun 1948 telah disepakati bahwa nama botani yang dapat diterima dalam istilah ilmiah, yaitu Glycine max (L.) Merill (Suprapto, 1998).

Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui respon pertumbuhan dan produksi varietas kacang kedelai akibat perlakuan pemupukan.

Hipotesis Penelitian
1. Ada respon pertumbuhan dan produksi varietas kacang kedelai akibat perlakuan varietas.
2. Ada respon pertumbuhan dan produksi varietas kacang kedelai akibat perlakuan pemupukan.
3. Ada interaksi antara varietas kacang kedelai dan pemupukan terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman.
Kegunaan Penelitian
Sebagai salah satu syarat untu dapat mengikuti praktikal test dan ujian akhir semester pada mata kuliah Tanaman Pangan Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara dan sebagai salah satu syarat untuk dapat menyelesaikan studi strata satu Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara dan sebagai bahan informasi bagi pihak yang membutuhkan.

















TINJAUAN PUSTAKA

Botani Tanaman Kacang Kedelai
Klasifikasi tanaman kedelai sebagai berikut :
Divisio : Spermatophyta
Classis : Dicotyledoneae
Ordo : Rosales
Familia : Papilionaceae
Genus : Glycine
Species : Glycine max (L.) Merill (Fachruddin, 2000)

Morfologi Tanaman Kacang Kedelai
Tanaman kedelai umumnya tumbuh tegak, berbentuk semak, dan merupakan tanaman semusim. Morfologi tanaman kedelai didukung oleh komponen utamanya, yaitu akar, daun, batang, polong, dan biji sehingga pertumbuhannya bisa optimal (Hidayat, 1985).
Akar kedelai mulai muncul dari belahan kulit biji yang muncul di sekitar misofil. Calon akar tersebut kemudian tumbuh dengan cepat ke dalam tanah, sedangkan kotiledon yang terdiri dari dua keping akan terangkat ke permukaan tanah akibat pertumbuhan yang cepat dari hipokotil.Sistem perakaran kedelai terdiri dari dua macam, yaitu akar tunggang dan akar sekunder (serabut) yang tumbuh dari akar tunggang. Selain itu kedelai juga seringkali membentuk akar adventif yang tumbuh dari bagian bawah hipokotil. Pada umumnya, akar adventif terjadi karena cekaman tertentu, misalnya kadar air tanah yang terlalu tinggi.Perkembangan akar kedelai sangat dipengaruhi oleh kondisi fisik dan kimia tanah, jenis tanah, cara pengolahan lahan, kecukupan unsur hara, serta ketersediaan air di dalam tanah. Pertumbuhan akar tunggang dapat mencapai panjang sekitar 2 m atau lebih pada kondisi yang optimal, namun demikian, umumnya akar tunggang hanya tumbuh pada kedalaman lapisan tanah olahan yang tidak terlalu dalam, sekitar 30-50 cm. Sementara akar serabut dapat tumbuh pada kedalaman tanah sekitar 20-30 cm. Akar serabut ini mula-mula tumbuh di dekat ujung akar tunggang, sekitar 3-4 hari setelah berkecambah dan akan semakin bertambah banyak dengan pembentukan akar-akar muda yang lain.(Rukmana dan Yuniarsih, 1996).
Hipokotil pada proses perkecambahan merupakan bagian batang, mulai dari pangkal akar sampai kotiledon. Hopikotil dan dua keping kotiledon yang masih melekat pada hipokotil akan menerobos ke permukaan tanah. Bagian batang kecambah yang berada diatas kotiledon tersebut dinamakan epikotil. Pertumbuhan batang kedelai dibedakan menjadi dua tipe, yaitu tipe determinate dan indeterminate. Perbedaan sistem pertumbuhan batang ini didasarkan atas keberadaan bunga pada pucuk batang. Pertumbuhan batang tipe determinate ditunjukkan dengan batang yang tidak tumbuh lagi pada saat tanaman mulai berbunga. Sementara pertumbuhan batang tipe indeterminate dicirikan bila pucuk batang tanaman masih bisa tumbuh daun, walaupun tanaman sudah mulai berbunga. Disamping itu, ada varietas hasil persilangan yang mempunyai tipe batang mirip keduanya sehingga dikategorikan sebagai semi-determinate atau semiindeterminate. Jumlah buku pada batang tanaman dipengaruhi oleh tipe tumbuh batang dan periode panjang penyinaran pada siang hari. Pada kondisi normal, jumlah buku berkisar 15-30 buah. Jumlah buku batang indeterminate umumnya lebih banyak dibandingkan batang determinate. Cabang akan muncul di batang tanaman. Jumlah cabang tergantung dari varietas dan kondisi tanah, tetapi ada juga varietas kedelai yang tidak bercabang. Jumlah batang bisa menjadi sedikit bila penanaman dirapatkan dari 250.000 tanaman/hektar menjadi 500.000 tanaman/hektar. Jumlah batang tidak mempunyai hubungan yang signifikan dengan jumlah biji yang diproduksi. Artinya, walaupun jumlah cabang banyak, belum tentu produksi kedelai juga banyak(Hidayat, 1985).
Tanaman kedelai mempunyai dua bentuk daun yang dominan, yaitu stadia kotiledon yang tumbuh saat tanaman masih berbentuk kecambah dengan dua helai daun tunggal dan daun bertangkai tiga (trifoliate leaves) yang tumbuh selepas masa pertumbuhan.Umumnya, bentuk daun kedelai ada dua, yaitu bulat (oval) dan lancip (lanceolate). Kedua bentuk daun tersebut dipengaruhi oleh faktor genetik. Bentuk daun diperkirakan mempunyai korelasi yang sangat erat dengan potensi produksi biji. Umumnya, daerah yang mempunyai tingkat kesuburan tanah tinggi sangat cocok untuk varietas kedelai yang mempunyai bentuk daun lebar. Daun mempunyai stomata, berjumlah antara 190-320 buah/m2. Umumnya, daun mempunyai bulu dengan warna cerah dan jumlahnya bervariasi. Panjang bulu bisa mencapai 1 mm dan lebar 0,0025 mm. Kepadatan bulu bervariasi, tergantung varietas, tetapi biasanya antara 3-20 buah/mm2. Jumlah bulu pada varietas berbulu lebat, dapat mencapai 3-4 kali lipat dari varietas yang berbulu normal. Contoh varietas yang berbulu lebat yaitu IAC 100, sedangkan varietas yang berbulu jarang yaitu Wilis, Dieng, Anjasmoro, dan Mahameru.Lebat-tipisnya bulu pada d aun kedelai berkait dengan tingkat toleransi varietas kedelai terhadap serangan jenis hama tertentu. Hama penggerek polong ternyata sangat jarang menyerang varietas kedelai yang berbulu lebat. Oleh karena itu, para peneliti pemulia tanaman kedelai cenderung menekankan pada pembentukan varietas yang tahan hama harus mempunyai bulu di daun, polong, maupun batang tanaman kedelai(Rukmana dan Yuniarsih, 1996).
Tanaman kacang-kacangan, termasuk tanaman kedelai, mempunyai dua stadia tumbuh, yaitu stadia vegetatif dan stadia reproduktif. Stadia vegetatif mulai dari tanaman berkecambah sampai saat berbunga, sedangkan stadia reproduktif mulai dari pembentukan bunga sampai pemasakan biji. Tanaman kedelai di Indonesia yang mempunyai panjang hari rata-rata sekitar 12 jam dan suhu udara yang tinggi (>30° C), sebagian besar mulai berbunga pada umur antara 5-7 minggu. Tanaman kedelai termasuk peka terhadap perbedaan panjang hari, khususnya saat pembentukan bunga. Bunga kedelai menyerupai kupu-kupu. Tangkai bunga umumnya tumbuh dari ketiak tangkai daun yang diberi nama rasim. Jumlah bunga pada setiap ketiak tangkai daun sangat beragam, antara 2-25 bunga, tergantung kondisi lingkungan tumbuh dan varietas kedelai. Bunga pertama yang terbentuk umumnya pada buku kelima, keenam, atau pada buku yang lebih tinggi. Pembentukan bunga juga dipengaruhi oleh suhu dan kelembaban.Pada suhu tinggi dan kelembaban rendah, jumlah sinar matahari yang jatuh pada ketiak tangkai daun lebih banyak. Hal ini akan merangsang pembentukan bunga. Setiap ketiak tangkai daun yang mempunyai kuncup bunga dan dapat berkembang menjadi polong disebut sebagai buku subur. Tidak setiap kuncup bunga dapat tumbuh menjadi polong, hanya berkisar 20-80%. Jumlah bunga yang rontok tidak dapat membentuk polong yang cukup besar. Rontoknya bunga ini dapat terjadi pada setiap posisi buku pada 1-10 hari setelah mulai terbentuk bunga. Periode berbunga pada tanaman kedelai cukup lama yaitu 3-5 minggu untuk daerah subtropik dan 2-3 minggu di daerah tropik, seperti di Indonesia. Jumlah bunga pada tipe batang determinate umumnya lebih sedikit dibandingkan pada batang tipe indeterminate. Warna bunga yang umum pada berbagai varietas kedelai hanya dua, yaitu putih dan ungu (Hidayat, 1985).

Syarat Tumbuh
Tanah dan iklim merupakan dua komponen lingkungan tumbuh yang berpengaruh pada pertumbuhan tanaman kedelai. Pertumbuhan kedelai tidak bisa optimal bila tumbuh pada lingkungan dengan salah satu komponen lingkungan tumbuh optimal. Hal ini dikarenakan kedua komponen ini harus saling mendukung satu sama lain sehingga pertumbuhan kedelai bisa optima (Sumarno dan Harnoto. 1983).
Tanaman kedelai sebenarnya dapat tumbuh di semua jenis tanah, namun demikian, untuk mencapai tingkat pertumbuhan dan produktivitas yang optimal, kedelai harus ditanam pada jenis tanah berstruktur lempung berpasir atau liat berpasir. Hal ini tidak hanya terkait dengan ketersediaan air untuk mendukung pertumbuhan, tetapi juga terkait dengan faktor lingkungan tumbuh yang lain. Faktor lain yang mempengaruhi keberhasilan pertanaman kedelai yaitu kedalaman olah tanah yang merupakan media pendukung pertumbuhan akar. Artinya, semakin dalam olah tanahnya maka akan tersedia ruang untuk pertumbuhan akar yang lebih bebas sehingga akar tunggang yang terbentuk semakin kokoh dan dalam. Pada jenis tanah yang bertekstur remah dengan kedalaman olah lebih dari 50 cm, akar tanaman kedelai dapat tumbuh mencapai kedalaman 5 m. Sementara pada jenis tanah dengan kadar liat yang tinggi, pertumbuhan akar mencapai kedalaman sekitar 3 m. Upaya program pengembangan kedelai bisa dilakukan dengan penanaman di lahan kering masam dengan pH tanah 4,5 – 5,5 yang sebenarnya termasuk kondisi lahan kategori kurang sesuai. Untuk mengatasi berbagai kendala, khususnya kekurangan unsur hara di tanah tersebut, tentunya akan menaikkan biaya produksi sehingga harus dikompensasi dengan pencapaian produktivitas yang tinggi (> 2,0 ton/ha).
Untuk mencapai pertumbuhan tanaman yang optimal, tanaman kedelai memerlukan kondisi lingkungan tumbuh yang optimal pula. Tanaman kedelai sangat peka terhadap perubahan faktor lingkungan tumbuh, khususnya tanah dan iklim. Kebutuhan air sangat tergantung pada pola curah hujan yang turun selama pertumbuhan, pengelolaan tanaman, serta umur varietas yang ditanam.
Tanaman kedelai dapat tumbuh pada kondisi suhu yang beragam. Suhu tanah yang optimal dalam proses perkecambahan yaitu 30°C. Bila tumbuh pada suhu tanah yang rendah (<15°C), proses perkecambahan menjadi sangat lambat, bisa mencapai 2 minggu. Hal ini dikarenakan perkecambahan biji tertekan pada kondisi kelembaban tanah tinggi. Sementara pada suhu tinggi (>30°C), banyak biji yang mati akibat respirasi air dari dalam biji yang terlalu cepat. Disamping suhu tanah, suhu lingkungan juga berpengaruh terhadap perkembangan tanaman kedelai. Bila suhu lingkungan sekitar 40°C pada masa tanaman berbunga, bunga tersebut akan rontok sehingga jumlah polong dan biji kedelai yang terbentuk juga menjadi berkurang. Suhu yang terlalu rendah (10°C), seperti pada daerah subtropik, dapat menghambat proses pembungaan dan pembentukan polong kedelai. Suhu lingkungan optimal untuk pembungaan bunga yaitu 24 -25°C.
Tanaman kedelai sangat peka terhadap perubahan panjang hari atau lama penyinaran sinar matahari karena kedelai termasuk tanaman “hari pendek”. Artinya, tanaman kedelai tidak akan berbunga bila panjang hari melebihi batas kritis, yaitu 15 jam perhari. Oleh karena itu, bila varietas yang berproduksi tinggi dari daerah subtropik dengan panjang hari 14 – 16 jam ditanam di daerah tropik dengan rata-rata panjang hari 12 jam maka varietas tersebut akan mengalami penurunan produksi karena masa bunganya menjadi pendek, yaitu dari umur 50 – 60 hari menjadi 35 – 40 hari setelah tanam. Selain itu, batang tanaman pun menjadi lebih pendek dengan ukuran buku subur juga lebih pendek.Perbedaan di atas tidak hanya terjadi pada pertanaman kedelai yang ditanam di daerah tropik dan subtropik, tetapi juga terjadi pada tanaman kedelai yang ditanam di dataran rendah (<20 m dpl) dan dataran tinggi (>1000 m dpl). Umur berbunga pada tanaman kedelai yang ditanam di daerah dataran tinggi mundur sekitar 2-3 hari dibandingkan tanaman kedelai yang ditanam di datarn rendah. Kedelai yang ditanam di bawah naungan tanaman tahunan, seperti kelapa, jati, dan mangga, akan mendapatkan sinar matahari yang lebih sedikit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa naungan yang tidak melebihi 30% tidak banyak berpengaruh negatif terhadap penerimaan sinar matahari oleh tanaman kedelai.
Hal yang terpenting pada aspek distribusi curah hujan yaitu jumlahnya merata sehingga kebutuhan air pada tanaman kedelai dapat terpenuhi. Jumlah air yang digunakan oleh tanaman kedelai tergantung pada kondisi iklim, sistem pengelolaan tanaman, dan lama periode tumbuh. Namun demikian, pada umumnya kebutuhan air pada tanaman kedelai berkisar 350 – 450 mm selama masa pertumbuhan kedelai. Pada saat perkecambahan, faktor air menjadi sangat penting karena akan berpengaruh pada proses pertumbuhan. Kebutuhan air semakin bertambah seiring dengan bertambahnya umur tanaman. Kebutuhan air paling tinggi terjadi pada saat masa berbunga dan pengisian polong. Kondisi kekeringan menjadi sangat kritis pada saat tanaman kedelai berada pada stadia perkecambahan dan pembentukan polong. Untuk mencegah terjadinya kekeringan pada tanaman kedelai, khususnya pada stadia berbunga dan pembentukan polong, dilakukan dengan waktu tanam yang tepat, Tanaman kedelai sebenarnya cukup toleran terhadap cekaman kekeringan karena dapat bertahan dan berproduksi bila kondisi cekaman kekeringan maksimal 50% dari kapasitas lapang atau kondisi tanah yang optimal. Selama masa stadia pemasakan biji, tanaman kedelai memerlukan kondisi lingkungan yang kering agar diperoleh kualitas biji yang baik. Kondisi lingkungan yang kering akan mendorong proses pemasakan biji lebih cepat dan bentuk biji yang seragam (Suprapto, 1998).

Peranan Pupuk ABG Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Kacang Kedelai

ABG merupakan konsentrat organik dan nutrisi tanaman hasil ekstraksi berbagai bahan organik berkualitas tinggi (ikan, ternak dan tanaman) melalui proses fermentasi mengandung senyawa bioaktif (plant growth promoting agent, asam-asam amino, enzim), mikroba menguntungkan (pengurai, penambat N, pelarut fosfat dan penghasil fitohormon) dan diperkaya dengan hara esensil. Efektif untuk merevitalisasi kesehatan (soil helty) dan kualitas ekosistem tanah, meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman (pangan, sayuran, buah-buahan, perkebunan, tanaman hias, dan lainnya) (Anonimus, 2008).
Bahan organik penting artinya bagi kesuburan tanah, Peranannya yang terpenting terhadap perbaikan sifat fisik, kimia dan biologis dan dapat membuat unsur hara dari bentuk tidak tersedia menjadi bentuk tersedia untuk pertumbuhan tanaman.
Pupuk organik mempunyai keunggulan sebagai berikut :
1. Meningkatkan kandungan bahan organik didalam tanah
2. Memperbaiki struktur tanah
3. Meningkatkan kemampuan tanah menyimpan air (water holding capacity)
4. Meningkatkan aktifitas kehidupan biologi tanah
5. Meningkatkan kapasitas tukar kation tanah
6. Mengurangi fiksasi fosfat oleh Al dan Fe pada tanah masam
7. Meningkatkan ketersedian hara didalam tanah (Hasibuan, 2004).

Peranan Pupuk Anorganik Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Kacang Kedelai

Manfaat pupuk anorganik bagi tanaman antara lain :
1. Pemberian pupuk ke dalam tanah akan meningkatkan kandungan unsur hara di dalam tanah yang dapat segera diserap oleh tanaman
2. Menggantikan unsur hara yang hilang di dalam tanah
3. Menaikan hasil panenan
4. Meningkatkan ketahanan (resisten) tanaman terhadap hama dan penyakit (Prasastyawati, 1980).

BAHAN DAN METODE PENELITIAN

Tempat dan Waktu
Penelitian ini dilaksanakan dikebun percobaan Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara di jalan Tuar Kecamatan Medan Amplas dengan ketinggian ± 27 meter di atas permukaan laut.
Penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober sampai dengan bulan November.

Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan dalam penelitian adalah benih kedelai , pupuk NPK, pupuk ABG dan air.
Alat-alat yang digunakan adalah cangkul, parang, meteran, gembor, alat tulis, kalkulator, dan alat alat lain yang diperlukan didalamnya.

Metode Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan mengunakan Rancangan Acak Kelompok Faktorial yang menggunakan 2 faktor dari 3 taraf perlakuan
1. Faktor Pupuk (P), terdiri dari tiga taraf :
P0 : Tanpa pemupukan
P1 : Pupuk anorganik (NPK)
P2 : Pupuk organik (ABG)



2. Faktor Varietas (V), terdiri dari tiga taraf :
V1 : Anjasmoro
V2 : Wilis
V3 : Selamet
Jumlah kombinasi perlakuan 9 kombinasi yaitu :
P0V1 P1V1 P2V1
P0V2 P1V2 P2V2
P0V3 P1V3 P2V3
Jumlah ulangan : 3 ulangan
Jumlah plot percobaan : 27 plot
Jumlah tanaman per plot : 24 tanaman
Jumlah tanaman sampel per plot : 3 tanaman
Jumlah tanaman sampel seluruhnya : 81 tanaman
Jumlah tanaman seluruhnya : 648 tanaman
Luas plot percobaan : 100 cm x 200 cm
Jarak antar plot percobaan : 50 cm
Jarak antar ulangan : 50 cm
Dari hasil penelitian dianalisis dengan ANOVA dan dilanjutkan dengan Uji Beda Rataan menurut Duncan (DMRT).




PELAKSANAAN PENELITIAN

Persiapan Areal
Terlebih dahulu areal pertanaman dibersihkan dari gulma dan sisa tanaman lainnya. Tanah dicangkul dua kali dengan interval satu minggu, pencangkulan yang pertama secara kasar dan yang kedua secara halus. Kemudian dibuat plot-plot penelitian yang telah ditentukan.

Penanaman
Penanaman dengan tugal sedalam 3 cm dengan jarak tanam 20 cm x 30 cm. Setiap lubang dimasukan dua benih kacang kedelai, selanjutnya lubang ditutup dengan tanah gembur.

Pemberian Pupuk Anorganik
Pupuk diberikan sesuai dengan takaran yang sesuai dan diberikan diberikan pada saat tanaman berumur satu bulan atau menjelang keluarnya bunga, bersamaan dengan penyiangan kedua. Pemberian pupuk dengan cara di benamkan ke dalam tanah di antara tanaman.

Pemberian Pupuk 0rganik
Pemberian pupuk organik disesuaikan dengan aturan yang tertera pada berosur pemakaian yaitu 1-2 cc/l air. Pupuk organik diaplikasikan ketanaman sebanyak 4 kali yaitu pada umur 10, 20, 30, dan 40 hari setelah tanam.


Penetapan Tanaman Sampel
Pengambilan tanaman sampel dilakukan secara acak sebanyak tiga tanaman perplot. Tanaman pinggir tidak dijadikan tanaman sampel.

Pemeliharaan Tanaman
Penyiraman
Penyiraman dilakukan 1 kali sehari yaitu pada sore hari. Jika musim hujan penyiraman tidak dilakukan.
Penyisipan
Penyisipan dilakukan pada umur 5-7 hari setelah tanam untuk menganti tanaman yang tidak tumbuh, rusak atau mati.
Penyiangan dan Pembubunan
Penyiangan dilakukan satu minggu sekali dengan sistem manual yaitu dengan mencabut semua gulma yang ada pada plot, draenase antar plot dengan mengunakan tangan.
Pembumbunan dilakukan bersamaan waktunya dengan penyiangan, maksud dari pembumbunan adalah agar tanaman dapat tetap tegak sesuai dengan pertumbuhannya dan memberikan kesempatan dalam pembentukan perakaran.
Pengendalian Hama dan Penyakit
Pengendalian hama dan penyakit dilakukan setelah tanaman berumur satu minggu, tindakan pencegahan ini dengan menggunakan cara manual dan Tindakan penggunaan pestisida dilakukan apabila terjadi serangan hama dan penyakit yang cukup parah
Parameter Pengamatan
Tinggi Tanaman (cm)
Tinggi tanaman diukur mulai dari permukaan tanah (patok standar) sampai titik tumbuh tanaman. Pengukuran dilakukan sejak umur satu minggu setelah tanam sampai umur empat minggu dengan interval satu minggu

Jumlah daun (helai)
Jumlah daun dari tanaman kedelai yang dihitung adalah total keseluruhan daun yang terdapat pada tanaman sampel.














HASIL DAN PEMBAHASAN


Hasil Penelitian
Tinggi Tanaman (cm)
Berdasarkan pengamatan rata-rata dari tinggi tanaman (cm) kacang kedelai pada umur 1 - 4 MST, pemberian pupuk organik dan organik tidak berpengaruh nyata (tn) terhadap parameter tinggi dari beberapa varietas kacang kedelai yang dijadikan sebagai objek dalam penelitian ini. Data dapat dilihat pada table 1 - 4.

Table 1. Data Rata-Rata Tinggi Tanaman (cm) Kacang Kedelai Umur 1 MST
Perlakuan V1 V2 V3 Total Rataan
P0 50.3 50.6 55.7 156.6 52.2
P1 56.8 55.1 50 161.9 53.9667
P2 47.1 52.7 55.6 155.4 51.8
Total 154.2 158.4 161.3 473.9
Rataan 51.4 52.8 53.7667

Table 2. Data Rata-Rata Tinggi Tanaman (cm) Kacang Kedelai Umur 2 MST
Perlakuan V1 V2 V3 Total Rataan
P0 58 56 62.3 176.3 58.7667
P1 62.8 58.8 59 180.6 60.2
P2 55 53.7 59.6 168.3 56.1
Total 175.8 168.5 180.9 525.2
Rataan 58.6 56.1667 60.3


Table 3. Data Rata-Rata Tinggi Tanaman (cm) Kacang Kedelai Umur 3 MST
Perlakuan V1 V2 V3 Total Rataan
P0 70 72.3 77.3 219.6 73.2
P1 77.8 73.8 74 225.6 75.2
P2 70.7 68.7 75.3 214.7 71.5667
Total 218.5 214.8 226.6 659.9
Rataan 72.8333 71.6 75.5333

Table 4. Data Rata-Rata Tinggi Tanaman (cm) Kacang Kedelai Umur 4 MST
Perlakuan V1 V2 V3 Total Rataan
P0 94 97.7 101.7 293.4 97.8
P1 101.8 97.7 98.3 297.8 99.2667
P2 95.3 94.8 100.4 290.5 96.8333
Total 291.1 290.2 300.4 881.7
Rataan 97.0333 96.7333 100.133

Jumlah daun (helai)
Berdasarkan dari pengamatan rata-rata jumlah daun (helai) kacang kedelai pada umur 1 - 4 MST, pemberian pupuk organik dan organik juga tidak berpengaruh nyata (tn) terhadap parameter jumlah daun tanaman kedelai dari beberapa varietas yang dijadikan sebagai objek dalam penelitian ini. Data dapat dilihat pada table 5 - 8.

Table 5. Data Rata-Rata Jumlah Daun (helai) Kacang Kedelai Umur 1 MST
Perlakuan V1 V2 V3 Total Rataan
P0 40.7 40.7 40.7 122.1 40.7
P1 40.3 42.3 41.4 124 41.3333
P2 41 41.3 41 123.3 41.1
Total 122 124.3 123.1 369.4
Rataan 40.6667 41.4333 41.0333

Table 6. Data Rata-Rata Jumlah Daun (helai) Kacang Kedelai Umur 2 MST
Perlakuan V1 V2 V3 Total Rataan
P0 80 80.3 80.4 240.7 80.2333
P1 78 81.7 80.7 240.4 80.1333
P2 85 80.6 77.7 243.3 81.1
Total 243 242.6 238.8 724.4
Rataan 81 80.8667 79.6



Table 7. Data Rata-Rata Jumlah Daun (helai) Kacang Kedelai Umur 3 MST
Perlakuan V1 V2 V3 Total Rataan
P0 154.6 148.1 154.6 457.3 152.433
P1 150.7 144.3 152.4 447.4 149.133
P2 143.7 158.9 149.4 452 150.667
Total 449 451.3 456.4 1356.7
Rataan 149.667 150.433 152.133

Table 8. Data Rata-Rata Jumlah Daun (helai) Kacang Kedelai Umur 4 MST
Perlakuan V1 V2 V3 Total Rataan
P0 225.6 223.1 237.6 686.3 228.767
P1 239 242.4 239.3 720.7 240.233
P2 245.6 240.6 233.1 719.3 239.767
Total 710.2 706.1 710 2126.3
Rataan 236.733 235.367 236.667


Pembahasan

Tinggi Tanaman (cm)
Tidak adanya pengaruh yang nyata terhadap perlakuan varietas diduga karena faktor perawatan. Hal ini dikarenakan selama fase pertumbuhan tanaman kacang kedelai tidak pernah diperhatikan secara serius, baik itu dari segi penyiangan, pemupukan, dan faktor – faktor lainnya.
Walaupun demikian, jika dibandingkan antara varietas – varietas dari kaang kedelai yang dijadikan objek pada penelitian ini, maka dapat disimpulkan bahwa varietas Selamet mempunya daya tumbuh yang lebih baik. Tampak pada pengamatan rata – rata tinggi tanaman pada umur 4 MST varietas ini menjadi yang tertinggi dibandingkan dengan varietas yang lain (Anjasmoro dan Wilis), yaitu 100,133 cm. hal ini diduga karena adanya sifat genetik yang dimiliki varietas Selamet dan daya adaptasi yang baik terhadap lingkungan setempat. Hal ini sesuai dengan pendapat Anonim (2008c) yang menyatakan bahwa penggunaan varietas unggul yang mempunyai adaptasi tinggi pada pola tanam dan kondisi setempat merupakan faktor penting. Karena hasil yang tinggi ditentukan oleh interaksi suatu varietas terhadap kondisi lingkungan.
Jika dikaitkan dengan pemupukan, yang merupakan faktor dari penelitian ini, maka hasil yang tidak nyata ini (tn) lebih karena pemupukan yang diberikan kepada tanaman kedelai selama dalam fase pertumbuhannya tidak teratur ataupun tidak mencukupi kadarnya.

Jumlah Daun (helai)
Untuk jumlah daun (helai) perlakuan terhadap varietas kacang kedelai juga menunjukkan tidak berpengaruh nyata (tn). Hal ini juga kemungkinan besar diduga karena perawatan yang kurang serius selama fase pertumbuhan dari tanaman kacang kedelai, sehingga tidak dapat tumbuh dengan baik.
Selain hal itu, kemungkinan terjadinya hasil yang tidak nyata (tn) ini dikarenakan dipengaruhi oleh faktor genetis dan ekologis tanaman. Hal ini didukung oleh Dartius (2006) bahwa sifat-sifat tanaman dipengaruhi genotif dan lingkungan.
Menurut Sutejo dan Kartasapoetra (1988) bahwa pertumbuhan tanaman tidak hanya dipengaruhi oleh faktor internal (hormon dan nutrisi) saja melainkan saling berkaitan dengan banyak faktor lainnya, diantaranya adalah status air dalam jaringan tanaman, suhu pada areal tanaman, keadaan tanah dan intensitas cahaya matahari.




KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan
1. Perlakuan Varietas dan pemupukan tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap parameter tinggi tanaman (cm), dan jumlah daun (helai).
2. Interaksi perlakuan menunjukan tidak adanya pengaruh yang nyata terhadap semua parameter yang diamati, yaitu tinggi (cm), dan jumlah daun (helai).
3. Faktor penyebab hasil penelitian tidak nyata (tn) pada penelitian ini diduga karena perawatan yang kurang serius terhadap pertumbuhan tanaman kedelai.


Saran
Perlu dilakukan pengulangan penelitian agar mendapatkan hasil sesuai yang diharapkan. Dan selama penelitian setidaknya hal-hal yang berpengaruh terhadap tanaman objek harus diperhatikan secara intensif, terutama faktor yang diterapkan seperti pemupukan misalnya.
Sebaiknya dalam pembukaan lahan percobaan dilakukan bersama-sama oleh para praktikan, walaupun para praktikan tersebut berbeda kelompok (yang diteliti), sehingga dalam pembukaan lahan tidak terjadi ketimpangan.





DAFTAR PUSTAKA

Adisarwanto, T. dan Wudianto, R. 1999. Meningkatkan Hasil Panen Kedelai di Lahan Sawah-Kering-Pasang Surut. Penebar Swadaya. Bogor.

Adisarwanto, T. 2005. Budidaya dengan Pemupukan yang Efektif dan Pengoptimalan Peran Bintil Akar Kedelai. Penebar Swadaya. Bogor.

Anonimus, 2008. Pemuliaan. http://fp.uns.ac.id/~hamasains/bab 10 pemuliaan.htm

Hasibuan, B. E, 2004. Ilmu Tanah. Universitas Sumatera Utara. Medan

Hidayat, O. D. 1985. Morfologi Tanaman Kedelai. Dalam S. Puslitbangtan. Bogor.

Fachruddin, L., 2000. Budidaya Kacang-kacangan. Penerbit Kanisius. Yogyakarta.

Prasastyawati, D.1980. Perkembangan bintil akar Rhizobium javonicum pada kedelai. Bul. Agron.

Rukmana, S. K. dan Yuniarsih, Y. 1996. Kedelai, Budidaya Pasca Panen. Penerbit Kanisius. Yogyakarta.

Sumarno dan Harnoto. 1983. Kedelai dan Cara Bercocok Tanamnya. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan. Buletin Teknik.

Suprapto, H. 1998. Bertanam kedelai. Penebar Swadaya. Jakarta.









Lampiran 1. Lay 0ut Penelitian
b

a U















I III II
Keterangan :
A = Jarak antara plot 50 cm
B = Jarak antar ulangan 50 cm
Lampiran 2. Rataan Tinggi Tanaman (cm) Umur 1 MST

Perlakuan Ulangan Total Rataan
I II III
P0V1 17.3 16.3 16.7 50.3 16.7667
P0V2 19 16.3 15.3 50.6 16.8667
P0V3 19.5 19.2 17 55.7 18.5667
P1V1 16.5 22 18.3 56.8 18.9333
P1V2 20 17.8 17.3 55.1 18.3667
P1V3 18 16 16 50 16.6667
P2V1 19 12.8 15.3 47.1 15.7
P2V2 18 15.7 19 52.7 17.5667
P2V3 20 16.3 19.3 55.6 18.5333
Total 167.3 152.4 154.2 473.9 17.5519


Daftar Sidik Ragam
SK Db JK KT F. Hitung F. Tabel
0.05 0.01
Ulangan 2 14.6985 7.34926 2.24856tn 3,63 6,23
Perlakuan 8 29.5941 3.69926 1.13182tn 2,59 3,89
Varietas 2 2.83185 1.41593 0.43321tn 3,63 6,23
Pupuk 2 2.65852 1.32926 0.4067tn 3,63 6,23
V x P 4 24.1037 6.02593 1.84368tn 3,01 4,77
Galat 16 52.2948 3.26843
Total 26 96.5874

Keterangan :
KK = 10,30 %
* = nyata
** = sangat nyata
tn = tidak nyata



Lampiran 3. Rataan Tinggi Tanaman (cm) Umur 2 MST

Perlakuan Ulangan Total Rataan
I II III
P0V1 20 18.3 19.7 58 19.3333
P0V2 20 18.3 17.7 56 18.6667
P0V3 23 21.3 18 62.3 20.7667
P1V1 18.5 24 20.3 62.8 20.9333
P1V2 22 19.8 17 58.8 19.6
P1V3 20 18 21 59 19.6667
P2V1 21 16.3 17.7 55 18.3333
P2V2 19 17.7 17 53.7 17.9
P2V3 20 18.3 21.3 59.6 19.8667
Total 183.5 172 169.7 525.2 19.4519


Daftar Sidik Ragam
SK Db JK KT F. Hitung F. Tabel
0.05 0.01
Ulangan 2 12.1474 6.0737 1.72123tn 3,63 6,23
Perlakuan 8 25.3607 3.17009 0.89837tn 2,59 3,89
Varietas 2 8.63185 4.31593 1.22309tn 3,63 6,23
Pupuk 2 8.65852 4.32926 1.22687tn 3,63 6,23
V x P 4 8.07037 2.01759 0.57177tn 3,01 4,77
Galat 16 56.4593 3.5287
Total 26 93.9674

Keterangan :
KK = 9,65 %
* = nyata
** = sangat nyata
tn = tidak nyata



Lampiran 4. Rataan Tinggi Tanaman (cm) Umur 3 MST

Perlakuan Ulangan Total Rataan
I II III
P0V1 25 23.3 21.7 70 23.3333
P0V2 26.3 23.3 22.7 72.3 24.1
P0V3 28 26.3 23 77.3 25.7667
P1V1 23.5 29 25.3 77.8 25.9333
P1V2 27 24.8 22 73.8 24.6
P1V3 25 23 26 74 24.6667
P2V1 26.7 21.3 22.7 70.7 23.5667
P2V2 24 22.7 22 68.7 22.9
P2V3 25 23.3 27 75.3 25.1
Total 230.5 217 212.4 659.9 24.4407


Daftar Sidik Ragam
SK Db JK KT F. Hitung F. Tabel
0.05 0.01
Ulangan 2 19.6674 9.8337 2.469tn 3,63 6,23
Perlakuan 8 26.9319 3.36648 0.84524tn 2,59 3,89
Varietas 2 8.09407 4.04704 1.01611tn 3,63 6,23
Pupuk 2 6.62296 3.31148 0.83143tn 3,63 6,23
V x P 4 12.2148 3.0537 0.76671tn 3,01 4,77
Galat 16 63.7259 3.98287
Total 26 110.325


Keterangan :
KK = 8,16 %
* = nyata
** = sangat nyata
tn = tidak nyata



Lampiran 5. Rataan Tinggi Tanaman (cm) Umur 4 MST

Perlakuan Ulangan Total Rataan
I II III
P0V1 33 31.3 29.7 94 31.3333
P0V2 34.3 32.7 30.7 97.7 32.5667
P0V3 36 34.7 31 101.7 33.9
P1V1 31.5 37 33.3 101.8 33.9333
P1V2 35 32.7 30 97.7 32.5667
P1V3 33 31.3 34 98.3 32.7667
P2V1 34.3 30.3 30.7 95.3 31.7667
P2V2 32.5 32.3 30 94.8 31.6
P2V3 33.7 31.7 35 100.4 33.4667
Total 303.3 294 284.4 881.7 32.6556


Daftar Sidik Ragam
SK Db JK KT F. Hitung F. Tabel
0.05 0.01
Ulangan 2 19.8467 9.92333 2.8032tn 3,63 6,23
Perlakuan 8 22.56 2.82 0.79661tn 2,59 3,89
Varietas 2 7.08667 3.54333 1.00094tn 3,63 6,23
Pupuk 2 3.00222 1.50111 0.42404tn 3,63 6,23
V x P 4 12.4711 3.11778 0.88073tn 3,01 4,77
Galat 16 56.64 3.54
Total 26 99.0467

Keterangan :
KK = 5,76 %
* = nyata
** = sangat nyata
tn = tidak nyata



Lampiran 6. Rataan Jumlah Daun (helai) Umur 1 MST

Perlakuan Ulangan Total Rataan
I II III
P0V1 13.3 13.7 13.7 40.7 13.5667
P0V2 14 12.7 14 40.7 13.5667
P0V3 14.7 13 13 40.7 13.5667
P1V1 13.3 13 14 40.3 13.4333
P1V2 14.3 14 14 42.3 14.1
P1V3 13.7 13 14.7 41.4 13.8
P2V1 14 14 13 41 13.6667
P2V2 14 14.3 13 41.3 13.7667
P2V3 14.3 12.7 14 41 13.6667
Total 125.6 120.4 123.4 369.4 13.6815


Daftar Sidik Ragam
SK Db JK KT F. Hitung F. Tabel
0.05 0.01
Ulangan 2 1.51407 0.75704 1.7991tn 3,63 6,23
Perlakuan 8 0.89407 0.11176 0.2656tn 2,59 3,89
Varietas 2 0.29407 0.14704 0.34943tn 3,63 6,23
Pupuk 2 0.20519 0.10259 0.24381tn 3,63 6,23
V x P 4 0.39481 0.0987 0.23457tn 3,01 4,77
Galat 16 6.73259 0.42079
Total 26 9.14074

Keterangan :
KK = 4,74 %
* = nyata
** = sangat nyata
tn = tidak nyata



Lampiran 7. Rataan Jumlah Daun (helai) Umur 2 MST

Perlakuan Ulangan Total Rataan
I II III
P0V1 25.7 26 28.3 80 26.6667
P0V2 28 24.3 28 80.3 26.7667
P0V3 28.7 25.7 26 80.4 26.8
P1V1 25.3 25 27.7 78 26
P1V2 28.7 28 25 81.7 27.2333
P1V3 27.3 24.7 28.7 80.7 26.9
P2V1 29 28.7 27.3 85 28.3333
P2V2 27.3 26.3 27 80.6 26.8667
P2V3 27 26.7 24 77.7 25.9
Total 247 235.4 242 724.4 26.8296


Daftar Sidik Ragam
SK Db JK KT F. Hitung F. Tabel
0.05 0.01
Ulangan 2 7.52296 3.76148 1.5396tn 3,63 6,23
Perlakuan 8 12.043 1.50537 0.61616tn 2,59 3,89
Varietas 2 1.19407 0.59704 0.24437tn 3,63 6,23
Pupuk 2 0.56519 0.28259 0.11567tn 3,63 6,23
V x P 4 10.2837 2.57093 1.0523tn 3,01 4,77
Galat 16 39.0904 2.44315
Total 26 58.6563

Keterangan :
KK = 5,82 %
* = nyata
** = sangat nyata
tn = tidak nyata



Lampiran 8. Rataan Jumlah Daun (Helai) Umur 3 MST

Perlakuan Ulangan Total Rataan
I II III
P0V1 54.3 49.3 51 154.6 51.5333
P0V2 47.7 51.7 48.7 148.1 49.3667
P0V3 49.3 52 53.3 154.6 51.5333
P1V1 50.3 54.7 45.7 150.7 50.2333
P1V2 49.7 46.3 48.3 144.3 48.1
P1V3 51.7 51.7 49 152.4 50.8
P2V1 49 48 46.7 143.7 47.9
P2V2 53.3 53.3 52.3 158.9 52.9667
P2V3 48.7 51 49.7 149.4 49.8
Total 454 458 444.7 1356.7 50.2481


Daftar Sidik Ragam
SK Db JK KT F. Hitung F. Tabel
0.05 0.01
Ulangan 2 10.3474 5.1737 1.07833tn 3,63 6,23
Perlakuan 8 66.3141 8.28926 1.7277tn 2,59 3,89
Varietas 2 3.18741 1.5937 0.33217tn 3,63 6,23
Pupuk 2 5.45407 2.72704 0.56838tn 3,63 6,23
V x P 4 57.6726 14.4181 3.00511tn 3,01 4,77
Galat 16 76.7659 4.79787
Total 26 153.427

Keterangan :
KK = 4,35 %
* = nyata
** = sangat nyata
tn = tidak nyata



Lampiran 9. Rataan Jumlah Daun (helai) Umur 4 MST

Perlakuan Ulangan Total Rataan
I II III
P0V1 70.3 84 71.3 225.6 75.2
P0V2 75.7 73.7 73.7 223.1 74.3667
P0V3 80 79.3 78.3 237.6 79.2
P1V1 79.7 75 84.3 239 79.6667
P1V2 78.7 81.7 82 242.4 80.8
P1V3 85.3 73.3 80.7 239.3 79.7667
P2V1 84.3 82.3 79 245.6 81.8667
P2V2 80.3 77 83.3 240.6 80.2
P2V3 79.3 74.7 79.1 233.1 77.7
Total 713.6 701 711.7 2126.3 78.7519


Daftar Sidik Ragam
SK Db JK KT F. Hitung F. Tabel
0.05 0.01
Ulangan 2 10.2541 5.12704 0.29146tn 3,63 6,23
Perlakuan 8 153.041 19.1301 1.08751tn 2,59 3,89
Varietas 2 1.18741 0.5937 0.03375tn 3,63 6,23
Pupuk 2 84.2341 42.117 2.39427tn 3,63 6,23
V x P 4 67.6193 16.9048 0.961tn 3,01 4,77
Galat 16 281.453 17.5908
Total 26 444.747

Keterangan :
KK = 5,32 %
* = nyata
** = sangat nyata
tn = tidak nyata
StumbleDeliciousTechnoratiTwitterFacebookReddit

0 komentar:

Categories

Bagaimana menurut anda blog ini?

Jam

Jadwal Waktu Sholat

ShoutMix Chat


ShoutMix chat widget

Sitemeter

Daftar Pengunjung

Langganan Artikel

Change Language