Loading

STUDI EKOLOGI DAN KULTUR TEKNIS TANAMAN LADA (Piper nigrum L)

PENDAHULUAN
Tanaman lada termasuk tanaman rempah yang banyak dikembangkan di Indonesia. Untuk Indonesia, lada merupakan komoditas pertama yang diekspor ke Eropa sejak abad ke – XII.
Daerah yang merupakan sentra produksi lada di Indonesia adalah Bangka dan Lampung. Luas areal kebun lada di propinsi Lampung yaitu sekitar 42.000 hektar dengan hasil produksinya sekitar 19.000 ton/tahun. Lampung Utara merupakan salah satu sentra produksi lada hitam di Propinsi Lampung.
A. Daerah Asal
Tanaman lada (Piper nigrum) berasal dari daerah Ghat Barad, India. Demikian juga, tanaman lada yang sekarang banyak ditanam di Indonesia ada kemungkinan berasal dari India. Sebab pada tahun 100 SM – 600 SM banyak kolini Hindu yang datang ke Jawa. Mereka itulah yang diperkirakan membawa bibit lada ke Jawa. Pada abad XVI, tanaman lada di Indonesia baru diusahakan secara kecil-kecilan (Jawa). Tetapi pada abad XVIII, tanaman tersebut telah diusahakan secara besar-besaran.



B. Centra Produksi
Daerah penghasil lada terpenting di Indonesia ialah Lampung dan Bangka. Produksi lada di kedua daerah tersebut pada tahun 1913 – 1938 mencapai 60% dari seluruh produksi di Indonesia. Sedangkan pada tahun 1938 sendiri telah mencapai 90%.
Di beberapa daerah di Jawa, seperti di Jakarta dan Semarang pernah diusahakan tanaman lada, tetapi akhirnya tidak berkembang. Sebab tanaman lada tersebut diusahakan bersama tanaman lain, seperti kopi, coklat, dengan menggunakan tajar pohon dadap. Tajar pohon dadap tersebut sekaligus sebagai pelindung tanaman kopi dan coklat. Tetapi karena pohon dadap banyak diserang penyakit, maka akhirnya tanaman lada ditinggalkan.
C. Penyedia Bibit Lada
Salah satu penjual dan penyedia bibit lada yaitu terletak di Propunsi Jawa Timur, yang tepatnya di daerah Ongko, dengan nomor telepon/ handphon adalah 085740296488.
1. ASPEK EKOLOGI
A. Faktor Tanah
 Tinggi tempat
Ketinggian tempat yang baik untuk pertumbuhan lada adalah pada ketinggian 300 - 1.100 m dpl.
 pH tanah
Untuk menunjang pertumbuhan tanaman lada, sebaiknya lada dibudidayakan pada kondisi pH tanah 5,5-7,0
 Tekstur tanah
Tanah yang baik bagi pertumbuhan tanaman lada adalah jenis tanah latosol dan podsolik merah kuning dengan tekstur tanah yang subur, gembur, dan remah.
 Kesuburan Tanah
Tanah yang baik untuk pertumbuhan tanaman lada hendaklah tanah yang subur dan kaya akan bahan organik.
 Solum (tebal tipisnya lapisan tanah)
Untuk menunjang pertumbuhan tanaman lada, sebaiknya kandungan humus tanah sedalam 1 – 2.5 m.
 Biologi tanah
Dalam budidaya tanaman lada hendaknya tanah yang dipilih kaya akan unsur bioligi tanah, diantaranya adalah makro fauna tanah dan mikro fauna tanah. Makro fauna tanah meliputi annelida (cacing tanah) dan dipolopoda (kaki seribu). Sedangkan mikro fauna tanah meliputi potozoa dan rotifera.
Pada ekosistem tanah yang banyak dihuni oleh makro fauna tanah dan mikro fauna tanah, maka struktur tanah menjadi gembur dan mempunyai forositas yang tinggi.




B. Fator Iklim
 Curah Hujan
Tanaman lada dapat tumbuh dengan baik dengan curah hujan 2.000 – 3.000 mm/ tahun. Pertumbuhan tanaman ini akan terhambat bila curah hujan kurang dari 90 mm/bulan dan bulan kering > 3 bulan dengan Bulan Basah 100 mm/bulan.


 Kelembapan
Kelembaban udara yang cocok untuk pertumbuhan tanaman lada adalah 50% – 100% dengan kelembapan udara optimal 60% – 80% RH.
 Suhu
Tanaman lada dapat tumbuh pada suhu udara berkisar 20OC – 34OC.
 Intensitas cahaya matahari
Tanaman lada hendaknya mendapat penyinaran sinar matahari yang cukup, yaitu berkisar 10 – 12 jam perharinya.
 Angin
Agar pertumbuhan tanaman lada tidak terganggu, hendaklah tanaman ini terlindung dari tiupan angin yang terlalu kencang.




2. KULTUR TEKNIS
 Pengolahan tanah
Dalam pengolahan tanah pada tanaman lada, terdapat dua tahapan yang harus dilakukan, yaitu persiapan tiang panjat dan pengolahan media tanam.
1) Persiapan Tiang Panjat
Tiang panjat yang digunakan untuk tanaman lada sebaiknya yang berdaun tidak terlalu rapat, umumnya menggunakan tanaman dadap atau cebreng / gamal. Tinggi tanaman tiang panjat adalah 1,5 m di atas permukaan tanah.
2) Pengolahan Media Tanam
1) Penyangkulan pertama
Yaitu pembalikan tanah sedalam 20 – 30 cm.
2) Penaburan kapur pertanian
Yaitu bertujuan untuk meningkatkan pH tanah. Setelah penaburan, sebaiknya tanah didiamkan selama 3 – 4 minggu.
3) Penyangkulan kedua
Yaitu bertujuan untuk menghaluskan dan meratakan tanah.
 Penanaman
Teknik Penanaman
1) Sistem penanaman adalah monokultur (jarak tanam 2m x 2m). Tetapi juga bisa ditanam dengan tanaman lain.
2) Lubang tanam dibuat limas ukuran atas 40 cm x 35 cm, bawah 40 cm x 15 cm dan kedalaman 50 cm.
3) Biarkan lubang tanam 10-15 hari barulah bibit ditanam.
4) Waktu penanaman sebaiknya musim penghujan atau peralihan dari musim kemarau kemusim hujan, pukul 6.30 pagi atau 16.30-18.00 sore.
5) Cara penanaman : menghadapkan bagian yang ditumbuhi akar lekat kebawah, sedangkan bagian belakang (yang tidak ditumbuhi akar lekat) menghadap keatas.
6) Taburkan pupuk kandang 0,75-100 gram/tanaman.
7) Tutup lubang tanam dengan tanah galian bagian atas yang sudah dicampur pupuk dasar :
o NPK 20 gram/tanaman
o Untuk tanah kurang subur ditambahkan 10 gram urea, 7 gram SP 36 dan 5 gram KCl per tanaman.
8) Segera setelah ditutup, disiram SUPERNASA :
o Alternatif 1 : 0,5 sendok makan/ 5 lt air per tanaman.
o Alternatif 2 : 1 botol SUPER NASA diencerkan dalam 2 liter (2000 ml) air dijadikan larutan induk. Kemudian setiap 1 liter air diberi 20 ml larutan induk tadi untuk penyiraman setiap pohon.
9) Pemberian SUPERNASA selanjutnya dapat diberikan setiap 3 – 4 bulan sekali.




 Pemupukan.
Pupuk makro diberikan sebagai berikut :
Umur
(bln) Pupuk makro (gram/pohon)
Urea SP 36 KCl
3-4 35 15 20
4-5 35 20 25
5-6 35 25 30
6-17 35 30 35

 Pengendalian hama dan penyakit
Hama :
1) Hama Penggerek Batang (Laphobaris Piperis)
Ciri: berwarna hitam, ukuran 3-5 mm. Serangga dewasa lebih suka menyerang bunga, pucuk daun dan cabang-cabang muda. Akibat lain bila Nimfanya (serangga muda) berupa ulat akan menggerek batang dan cabang tanaman. Pengendalian: memotong cabang batang; penyemprotan PESTONA.
2) Hama bunga
Ciri: Serangga dewasa berwarna hitam, sayap seperti jala, terdapat tonjolan pada punggungnya, ukuran panjang tubuh 4,5 mm dan lebar 3 mm. Gejala: serangga dewasa/nimfanya menyerang bunga berakibat bunga rusak dan menimbulkan kegagalan pembuahan, siklus hidupnya sekitar 1 bulan. Pengendalian: penyemprotan PESTONA, serta dapat juga dilakukan pemotongan pada tandan bunga.
3) Hama buah
Ciri: serangga berwarna hijau kecoklatan, nimfanya tidak bersayap, berwarna bening dan empat kali ganti kulit. Serangga dewasa atau nimfanya menyerang buah sehingga isi buah kosong. Telurnya biasa diletakkan pada permukaan daun atau pada tandan buah, siklus hidupnya sekitar 6 bulan. Pengendalian: musnahkan telur dipermukaan daun, cabang, dan yang ada pada tandan buah. Gunakan PESTONA.
Penyakit :
1) Penyakit busuk pangkal batang (BPP)
Penyebab: jamur Phytopthora Palmivora Var Piperis. Gejala: awal serangan sulit diketahui. Bagian yang mulai terserang pada pangkal batang memperlihatkan garis-garis coklat kehitaman dibawah kulit batang. Daun berubah warna menjadi layu (berwarna kuning). Pencegahan : penanaman jenis lada tahan penyakit BPB. Pemberian Natural Glio sebelum dan sesudah tanam.

2) Penyakit kuning
Penyebab: tidak terpenuhinya berbagai persyaratan agronomis serta serangan cacing halus (Nematoda) Radhophalus similis yang mungkin berasosiasi dengan nematoda lain seperti Heterodera SP, M incognita dan Rotylenchus Similis. Gejala: menyerang akar tanaman lada, ditandai menguningnya daun lada, akar rambut mati, membusuk dan berwarna hitam. Cepat lambatnya gejala daun menguning tergantung berat ringannya infeksi dan kesuburan tanaman. Pengendalian: Pemberian pupuk kandang, pengapuran, pemupukan tepat dan seimbang, pemberian Natural Glio sebelum dan sesudah tanam.
 Panen dan pasca panen
1) Pemanenan
a. Waktu Panen
Buah lada yang akan dipanen untuk pengolahan lada hitam ditandai dengan warna hijau tua dengan umur panen 6 – 7 bulan. Dapat juga diketahui dengan memecahkan atau memencet/ memijit buah lada, bila keluar cairan putih maka buah lada tersebut belum bisa dipetik. Biasanya dalam satu dompolan, terdiri atas buah lada merah (2%), kuning (23%) dan hijau (75%).
b. Cara Panen
Buah lada dipanen sekaligus dengan tangkainya dengan cara dipetik menggunakan tangan. Tangkai buah yang tua biasanya tidak liat lagi sehingga mudah untuk dipatahkan. Pemetikan dilakukan dengan hati-hati agar tidak merusak buku dan cabang karena dari tempat tersebut akan keluar bunga untuk musim pembungaan selanjutnya. Pemetikan dilakukan secara bertahap sebanyak 3 kali panen yaitu panen 1 dan 2 dengan cara dipilih sedangkan panen ketiga dirompes (sekaligus).


c. Alat panen
Pemanenan buah lada dilakukan menggunakan tangga untuk mengambil buah lada dan keranjang bambu yang bersih dan memadai untuk tempat mengumpulkan buah lada yang sudah dipetik.
2) Sortasi buah
Lada yang sudah dipetik selanjutnya disortir. Buah lada yang busuk dan abnormal dipisahkan dan dibuang sedangkan buah yang baik dan mulus dikumpulkan dalam satu tempat.
3) Pemisahan buah dari tangkai (perontokan)
Buah lada yang sudah dipanen ditumpuk selama 2 – 3 hari atau langsung dirontok untuk memisahkan buah dari tangkainya. Proses perontokan dapat dilakukan dengan cara diremas-remas atau menggunakan kaki (diinjak-injak /secara tradisional). Hal ini juga dapat dilakukan dengan menggunakan alat perontok tipe pedal atau motor yang digerakkan oleh bensin/listrik. Buah lada yang sudah agak kering akan mudah terlepas dari tangkainya.
4) Pengeringan
Pengeringan dilakukan selama 2 - 3 hari sampai kadar air mencapai 15% yaitu kadar air yang dikehendaki pasar.Pengeringan dengan penjemuran dilakukan dengan menggunakan alas (terpal/tikar) yang bersih, hindari kontak dengan tanah. Tumpukan lada dibolak-balik atau ditipiskan dengan ketebalan tumpukan 10 cm menggunakan garpu dari kayu.
5) Penampian /sortasi
Pemisahan atau sortasi bertujuan untuk memisahkan biji lada hitam yang sudah kering dari kotoran sepeti tanah, pasir, daun kering, gagang, serat-serat dan juga sebagian lada enteng. Hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan tampah atau mesin (blower).
6) Pengemasan dan penyimpanan
Buah lada hitam yang sudah kering dan terlepas dari tangkainya dikemas dengan menggunakan karung plastik. Ruang penyimpanan harus kering dan tidak lembab (± 70%) hal ini untuk menghindari lada berjamur. Ruang penyimpanan diberi alas dari bambu atau kayu setinggi lebih kurang 15 cm dari permukaan lantai sehingga bagian bawah karung tidak berhubungan langsung dengan lantai. Kualitas lada hitam dapat dipertahankan 3–4 tahun jika disimpan di ruangan bersuhu20 - 28oC.










DAFTAR PUSTAKA
Kanisius, A.A., 2007. BERCOCOK TANAM LADA. Kanisius. Yogyakarta
Sentrapromosi.com/iklan/pusatinformasi-kopi-pala-dan-lada.html
wikipedia.com/budidayalada.html
StumbleDeliciousTechnoratiTwitterFacebookReddit

0 komentar:

Categories

Bagaimana menurut anda blog ini?

Jam

Jadwal Waktu Sholat

ShoutMix Chat


ShoutMix chat widget

Sitemeter

Daftar Pengunjung

Langganan Artikel

Change Language